
Hong Kong (14/01) – Pengelola Sekolah Pascasarjana dan Program Studi Magister dan Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan (MDKIK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengikuti workshop interaktif terkait Jockey Club Age-friendly City Project (JCAFC) yang diselenggarakan di Lingnan University. Workshop ini membahas delapan elemen Kota Ramah Lansia (Age-friendly City – AFC) yang menjadi fokus proyek JCAFC.
Pada sesi tersebut, peserta berdiskusi secara interaktif interaktif, para peserta diminta untuk memprioritaskan elemen-elemen AFC yang paling relevan untuk diterapkan di Indonesia. Berdasarkan hasil diskusi, Community Support & Health Services menempati urutan pertama sebagai prioritas utama, diikuti oleh Transportation di posisi kedua, dan Outdoor Spaces & Buildings di peringkat ketiga.
Hasil diskusi menunjukkan bahwa layanan dukungan komunitas dan kesehatan merupakan elemen yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan lansia di Indonesia akan akses layanan kesehatan yang mudah, terjangkau, dan berkualitas. Transportasi juga dinilai krusial untuk mendukung mobilitas lansia, terutama di wilayah perkotaan yang padat. Selain itu, ruang terbuka dan infrastruktur bangunan yang aman serta ramah lansia dianggap sebagai kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.
Diskusi ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana elemen-elemen AFC dapat diadaptasi dalam konteks Indonesia. Selain itu, workshop ini memperkuat pemahaman peserta tentang pendekatan berbasis bukti dalam perencanaan kota ramah lansia dan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencapai tujuan tersebut.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Studi Inovasi bertajuk “Fostering Change Through Innovation: Insights from Lingnan University’s Policy Innovative Program”, yang bertujuan membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menciptakan kebijakan inovatif dan relevan di Indonesia.
Penulis: Clarashinta Arumdani