Passion saya adalah edukasi dan literasi di bidang keuangan, pasar modal dan investasi bagi masyarakat luas, mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai kantoran, pengusaha, profesi, ibu rumah tangga, pensiunan hingga anak-anak. Namun demikian saya memiliki perhatian khusus pada pengembangan perempuan dalam pengelolaan keuangan dan investasi. Hal ini didasarkan keyakinan saya bahwa memberikan edukasi kepada perempuan artinya kita menyelamatkan satu generasi. Mengingat peran perempuan yang sangat penting dalam mendidik anak dan mengelola keluarga). Melalui kegiatan literasi dan edukasi, Bursa Efek Indonesia memperoleh rekor dunia MURI untuk penciptaan investor terbanyak melalui satu program ,yaitu Gerakan Nasional Cinta Pasar Modal. Selain itu, selama saya mengabdi di Bursa, saya dan tim giat mengembangkan pasar modal syariah. Diperolehnya Fatwa no 80 bahwa mekasnisme perdagangan di BEI sudah sesuai dengan prinsip syariah, peluncuran Indeks Saham Syariah Indonesia, pengembangan Sistem Online Trading Syariah, peluncuran produk investasi syariah, dsb.
Cerita Alumni
Saya memilih DSK di SPS UGM karena UGM adalah universitas terkemuka di Indonesia dan DSK UGM mempunyai program kerjasama antar institusi yang membuat para profesional dapat bersama-sama kuliah dalam group yang sama. Kesan saya tentang program ini, sangat positif dan bagus untuk dilanjutkan dengan program serupa. Para profesor dan dosen semuanya berkualitas tinggi, komit untuk mempertahankan standar program edukasi yang tinggi, serta memberikan waktu yang cukup untuk berdiskusi dengan mahasiswa, dan mampu mengakomodir mahasiswa yang berlatar-belakang praktisi industri. Hubungan antara studi dengan pekerjaan di masa depan: Dengan memahami teori-teori kebijakan publik dan bagaimana proses kebijakan publik itu berlangsung, saya dapat melakukan valuasi terhadap suatu kebijakan dan memberikan masukan ke otoritas dan saya berharap suatu saat akan terlibat menjadi pembuat kebijakan publik itu sendiri.”
Bagi Juwita memilih Studi Kebijakan adalah pilihan yang mudah sebab ia merupakan kelanjutan dari konsens yang telah lama ia geluti sehabis menamatkan kuliahnya di Universitas Brawijaya. Begitu gelar sarjana bidang Ilmu Komunikasi ia raih Juwita memutuskan untuk terjun langsung membantu negeri sebagai guru melalui gerakan Indonesia Mengajar yang digagas Anies Baswedan. Diterjunkan di Lebak Banten, ia melihat bagaimana implementasi kebijakan yang seringkali mandul di lapangan.
“Pengalaman saya di sebagai Pengajar Muda di daerah terpencil di bawah gerakan Indonesia Mengajar membuat saya menyadari bahwa kalau saya mau mengkritik harus paham masalahnya. Supaya kita bisa memahami masalahnya secara sistematis dan menawarkan solusi maka kita harus tahu bagaimana memetakan masalah, membuat rumusan masalah, melakukan analisis, dan membuat rekomendasi. Di setiap tahapan banyak sekali tantangannya karena melibatkan banyak stakeholders dan kepentingan yang seringkali aspek politisnya yang lebih kuat.”
Setelah lebih dari 20 tahun menjadi aktivis organisasi masyarakat sipil, Otto Adi Yulianto tiba pada satu titik di mana ia merasa perlu untuk melengkapi apa yang diperolehnya lewat pengalaman dengan wawasan teoretis dan kemampuan analisis yang relevan. Sejak masih kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen UKSW Salatiga pada awal dekade 1990-an, Otto sudah aktif di dunia gerakan. Masa itu, Otto bergabung di Yayasan Geni Salatiga, sebuah LSM yang didirikan oleh sejumlah aktivis mahasiswa UKSW dan dekat dengan dosen-cum-aktivis kala itu, seperti Dr. Arief Budiman, Dr. George J. Aditjondro, dan Dr. Ariel Heryanto. Salah satu aktivitasnya di organisasi ini adalah menggalang dukungan bagi komunitas warga yang menjadi korban kebijakan pembangunan pemerintah Orde Baru, seperti warga Kedung Pring di Kedung Ombo dan komunitas pedagang kaki lima (PKL) di Salatiga.
Motivasi untuk perbaikan sumberdaya manusia kearah yang lebih baik mendorong saya perlu menemukan institusi pendidikan yang mampu menghasilkan pendidikan berkualitas. Saya mencari berbagai informasi mengenai program studi yang kaya akan perspektif di bidang tatakelola kepemerintahan (governance) dan kebijakan. Keluasan kajian mulai dari ekonomi sektor publik, kebijakan, hukum, politik dan isu sosial menjadikan saya tertarik untuk mendaftar ke Magister Studi Kebijakan UGM. Berdasarkan pengalaman kerja saya menyadari bahwa memang kita membutuhkan banyak perspektif dalam menyelesaikan permasalahan. Selain itu dengan bantuan beasiswa sekolah pasca sarjana UGM kemantapan hati untuk masuk ke MSK semakin kuat.